Kamis, 02 November 2017

Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Oleh : Rudi Hartono, M. Pd. I.






Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Oleh : Rudi Hartono, M. Pd. I.


Latar Belakang
Dewasa ini banyak pihak yang menuntut peningkatan kualitas dalam pelaksanaan penguatan pendidikan karakter di SD. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan anak dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Tawuran perkelahian dalam jumlah banyak tersebut terjadi di Jalan MH Thamrin sekitar pukul 13.00 WIB. Bahkan  di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah  sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan penguatan pendidikan karakter melalui. Penanaman penguatan pendidikan karakter adalah sebuah proses yang perlu dan harus ditanamkan dalam pembelajaran di SD. Ini adalah investasi jangka panjang untuk menyiapkan generasi muda Indonesia yang berkarakter. Tentu saja usaha ini butuh kesungguhan, komitmen, kerjasama, dan sinergi dari berbagai pihak terkait yang ada di lingkungan sekolah dasar. Penguatan pendidikan karakter merupakan segenap upaya yang dilakukan oleh tenaga kependidikan yang ada, baik kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, TU, karyawan, tenaga kebersihan, orang tua siswa, dan semua stakeholder yang ada di sekolah tersebut, sehingga memiliki karakter dan kepribadian yang dikehendaki yaitu karakter-karakter yang sesuai dengan nilai agama, etika, dan budaya

Dalam penanaman penguatan pendidikan karakter di SD, semua komponen pemangku pendidikan harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah

Signifikansi Penguatan Pendidikan Karakter di SD

Penguatan pendidikan karakter merupakan formula yang sangat penting dalam mencetak kepribadian siswa. Selain di rumah, penguatan pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan sosial. Pada hakekatnya, pendidikan memiliki tujuan untuk membantu manusia menjadi cerdas dan tumbuh menjadi insan yang baik. Oleh karena itu penting sekali penguatan pendidikan karakter ini di laksankan di SD karena secara tidak langsung akan menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Tujuannya adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nila-nilai karakter sehingga terwujud dalam perilaku siswa, baik pada saat masih sekolah maupun setelah lulus. Kemudian juga mengoreksi perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Hal ini memiliki makna bahwa tujuan penguatan pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku negatif siswa menjadi positif. Dan yang paling penting adalah membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat (komite sekolah) dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama. Sehingga secara tidak langsung, hal ini bermakna bahwa penguatan pendidikan karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan di keluarga dan di masyarakat

Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di SD
Penguatan pendidikan karakter penting untuk diterapkan dalam diri siswa sedini mungkin dan secara berkelanjutan. Sekolah adalah tempat yang strategis untuk menanamkan penguatan pendidikan karakter karena anak-anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu, anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya. Oleh karena itu, penguatan pendidikan karakter harus diterapkan pada semua jenjang pendidikan formal, namun porsi yang lebih besar harus diberikan kepada jenjang SD. Hal itu karena siswa SD masih belum terkontaminasi oleh sifat-sifat yang kurang baik sehingga sangat memungkinkan untuk ditanamkan budi pekerti atau penguatan karakter luhur yang pada akhirnya melekat di jiwa anak-anak hingga nanti mereka dewasa.
Adapun penjabaran nilai penguatan pendidikan karakter yang harus dilaksanakan di SD adalah sebagai berikut :

Religius
Religius merupakan penguatan karakter yang ditunjukkan oleh siswa dengan menjalankan ibadah agamanya masing-masing, toleran terhadap guru, teman, atau orang lain yang juga melaksanakan ibadahnya, dan selalu menjaga kerukunan antar umat beragama. Sebagaimana yang dikatakan oleh kepala sekolah SD Islam Al Azhar 8 Kembangan Drs. H. Rusnadi, M. Pd. bahwa dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah. Oleh karena itu dimana dalam rangka penguatan pendidikan karakter keagamaan, maka diadakanlah kegiatan pesantren alam yang diadakan pada hari Kamis tanggal 8 September 2017, yang diadakan di Diklat Cigombong  Jawa Barat.

Nasionalisme
Nasionalisme sebagai wujud cinta tanah air di lingkungan sekolah dapat berupa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan dengan orang lain di sekolah. Kebanyakan dari kita dewasa ini lebih suka menggunakan bahasa yang disebut bahasa gaul. Misalnya seperti gue elo dibanding aku kamu. Padahal pada tanggal 28 Oktober 1928 telah diikrarkan sumpah pemuda yang salah satunya dari tiga isinya ialah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Selain bahasa gaul, bahasa yang dianggap lebih keren oleh anak muda ialah bahasa Inggris. Kita tahu bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan kita boleh mempelajarinya, bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja bangsa kita adalah bangsa Indonesia, sudah semestinya bahasa kita sehari-hari di sekolah atau di rumah adalah bahasa Indonesia.

Mandiri
Melatih kemandirian pada siswa harus dilakukan sejak dini, mengapa demikian? karena bekal kemandirian yang telah mereka dapatkan di sekolah akan membentuk mereka menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, kuat, berkarakter dan percaya diri ketika mereka menginjak dewasa nanti, sehingga mereka telah siap menghadapi masa depannya dengan baik. Sayangnya dewasa ini banyak orang tua yang tidak biasa membiarkan anak-anak mereka mengerjakan segala sesuatunya  sendiri, bahkan banyak orang tua yang merasa tidak tega jika melihat anaknya menyiapkan keperluan pribadinya sendiri. Dalam rangka penguatan pendidikan karakter SD Islam Al Azhar 8 Kembangan sudah mengadakan kegiatan Perjusa, dimana siswa-siswa harus menginap di luar sekolah dan harus mengikuti kegiatan kepramukaan sekaligus mengenal alam di luar sehingga nantinya siswa-siswa akan memiliki rasa kemandirian dan kepedulian yang tinggi.

Gotong Royong
Gotong royong merupakan sikap yang mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama. Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, mampu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti kekerasan, serta sikap kerelawanan. Gotong royong juga tidak bisa terlepas dari rasa kepedulian yaitu suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 

Integritas
ntegritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai siswa, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Seseorang yang berintegritas juga menghargai martabat individu, serta mampu menunjukkan keteladanan. Siswa juga perlu memahami bahwa sekolah tidak hanya mengejar nilai bagus, predikat cumlaude, tetapi yang lebih penting adalah belajar menanamkan integritas. Bagaimana bersosialisasi, bagaimana menahan diri dari pengaruh lingkungan, bagaiamana memiliki tekad kuat untuk belajar dengan tekun, bagaimana menghormati guru dengan memperhatikan materi pelajaran, dan juga bagaimana mengubah paradigma guru bahwa siswa hebat adalah siswa yang hanya memiliki nilai tinggi  

Sinergi Penguatan Pendidikan Karakter di SD
Dalam penanaman penguatan pendidikan karakter di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama, guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi. Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan, penguatan karakter dan kepribadian guru menjadi cermin bagi siswa. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Ada beberapa sinergi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan penguatan pendidikan karakter siswa di sekolah, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Integrasikan nilai penguatan pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran yang kita ampu. Kita dituntut untuk peduli, mau dan mampu mengaitkan konsep dan nilai penguatan pendidikan karakter pada materi-materi pembelajaran. Contoh ketika pelajaran matematika, buatlah akronim tentang rumus-rumus dengan menyanyikannya lagu-lagu nasional untuk memupuk rasa nasionalisme
  • Optimalkan kegiatan pembiasaan sehari-hari sehingga penguatan pendidikan karakter akan tertanan dengan baik. Contoh biasakan setelah jam istirahat habis murid-murid dikondisikan untuk berbaris dan melakukan operasi pungut sampah sebagai wujud dari penanaman nilai gotong royong
  • Ciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas sekolah yang ada. Contoh penggunaan warung jujur, dimana murid yang akan membeli sesuatu cukup meletakkan uangnya dan mengambil kembaliannya tanpa harus ada kasir yang menunggu, hal ini dilakukan agar murid terbiasa dengan nilai kejujuran
  • Maksimalkan kerjasama dengan komite sekolah (Jamiyyah), orangtua murid juga mempunyai peran tersendiri dalam menanamkan penguatan pendidikan karakter. Contoh kita undang komite sekolah untuk bersama-sama menyatukan visi dan misi menguatkan karakter murid yang sudah didapatkan di sekolah
  • Promosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis penguatan pendidikan karakter, tentua saja dengan menggunakan pendekatan tajam, persuatif, proaktif dan efektif untuk membangun penguatan pendidikan karakter
Optimalisasi Penguatan Pendidikan Karakter di SD
Begitu memasuki gerbang sekolah, para siswa hebat ini disambut oleh beberapa orang guru, dan langsung mencium tangan guru-guru tersebut. Kebiasaan para guru untuk menyambut siswa di gerbang sekolah telah menjadi habit di sekolah tersebut. Hal ini diamini oleh Drs. H. Rusnadi, M. Pd. Kepala SDI Al Azhar 8 Kembangan Jakarta Barat. Menurut Rusnadi, buru-gurunya memang datang lebih awal dari siswa dan ada yang menyambut siswa di kedua gerbang yang dimiliki sekolah ini, di samping itu guru yang lain mengikuti kegiatan tadarus live. SDI Al Azhar 8 Kembangan merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan pendidikan karakter. SD yang terletak di Jl H. Saaba’ ini setiap pagi mengadakan ikrar bagi seluruh siswa beserta guru, untuk dilapangan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at, sementara hari lainnya di kelas masing-masing. Setelah apel yang ditutup doa bersama selesai, para siswa masuk ke kelas lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Al Azhar dipimpin oleh guru di masing-masing kelas. Sebelum memulai aktivitas belajar mengajar, para siswa dipersilahkan memberikan uang amal sebegai bentuk kepedulian sesama manusia. SDI Al Azhar 8 Kembangan juga sangat mengutamakan nilai religi dalam penerapan PPK di sekolah. Bagi siswa, dibiasakan untuk melaksanakan shalat Dhuha di masjid sekolah, dan setiap hari membaca ayat Al Quran. Rusnadi berpandangan, bila nilai religi sudah tertanam pada siswa, maka nilai-nilai yang lainnya akan mengikuti. Kepala sekolah yang bertugas di SDI Al Azhar 8 Kembangan sejak 2014 ini mengatakan bahwa pihaknya terus membina komunikasi dengan orang tua siswa (Jamiyyah) agar terjadi sinergi yang baik di antara kedua belah pihak. Untuk itu sekolah memberikan 1 buku penghubung orangtua dengan sekolah, dan 1 buku monitoring shalat dan tadarus yang nantinya orangtua akan ikut memantau kegiatan siswa selama di rumah, sehingga orangtua mengetahui anak sudah mengerjakan tugas apa belum serta pelaksanaan shalat dan tadarus. Komunikasi yang baik dengan orangtua sangat menentukan keberhasilan program yang digagas oleh pihak sekolah, termasuk penerapan PPK. SDI Al Azhar 8 Kembangan memiliki program 'Field trip', di mana siswa belajar melalui kegiatan positif di luar kelas dan luar sekolah. Selain akademik, SDI Al Azhar 8 Kembangan juga memperhatikan kelebihan siswanya di bidang nonakademik. Salah satunya adalah lukisan yang dipajang di dinding sekolah, merupakan karya siswa di sekolah tersebut yang memang berbakat dalam hal melukis. Hal itu selaras dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu, yang menyebutkan bahwa salah satu peran guru adalah sebagai fasilisator. Sesuatu yang semula laten menjadi potensial laten dari seorang siswa, dapat diangkat guru menjadi potensial aktual pada diri siswa.

Merawat Potret " Bodo Kupat" dalam tradisi Jepara

Merawat Potret " Bodo Kupat" dalam tradisi Jepara Hari Kamis besok tepat tanggal 8 Syawwal 1442 H. Dalam tradisi masyarakat muslim...