Penguatan Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar
Oleh : Rudi Hartono, M. Pd. I.
Latar Belakang
Dewasa ini banyak pihak yang menuntut
peningkatan kualitas dalam pelaksanaan penguatan
pendidikan
karakter di SD. Tuntutan tersebut
didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan anak dalam
masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral
lainnya. Tawuran perkelahian
dalam jumlah banyak tersebut terjadi di Jalan MH Thamrin sekitar pukul 13.00
WIB. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala
tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu,
lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda
diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan penguatan
pendidikan karakter melalui. Penanaman penguatan
pendidikan karakter adalah sebuah proses yang perlu dan harus ditanamkan dalam
pembelajaran di SD. Ini adalah investasi jangka panjang untuk menyiapkan
generasi muda Indonesia yang berkarakter. Tentu saja usaha ini butuh
kesungguhan, komitmen, kerjasama, dan sinergi dari berbagai pihak terkait yang
ada di lingkungan sekolah dasar. Penguatan pendidikan karakter merupakan segenap upaya
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan yang ada, baik kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru, TU, karyawan, tenaga kebersihan, orang tua siswa, dan semua
stakeholder yang ada di sekolah tersebut, sehingga memiliki karakter dan
kepribadian yang dikehendaki yaitu karakter-karakter yang sesuai dengan nilai
agama, etika, dan budaya
Dalam penanaman penguatan pendidikan karakter di SD, semua komponen
pemangku pendidikan harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu
sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana prasarana,
pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah
Signifikansi Penguatan Pendidikan Karakter di SD
Penguatan pendidikan karakter merupakan formula yang
sangat penting dalam mencetak kepribadian siswa. Selain di rumah, penguatan pendidikan
karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan sosial. Pada
hakekatnya, pendidikan memiliki tujuan untuk membantu manusia menjadi cerdas
dan tumbuh menjadi insan yang baik. Oleh karena itu penting sekali penguatan
pendidikan karakter ini di laksankan di SD karena secara tidak langsung akan menguatkan dan
mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Tujuannya adalah memfasilitasi penguatan
dan pengembangan nila-nilai karakter sehingga terwujud dalam perilaku siswa,
baik pada saat masih sekolah maupun setelah lulus. Kemudian juga mengoreksi
perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh
sekolah. Hal ini memiliki makna bahwa tujuan penguatan pendidikan karakter
memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku negatif siswa menjadi
positif. Dan yang paling penting adalah membangun koneksi yang harmoni dengan
keluarga dan masyarakat (komite sekolah) dalam memerankan tanggung jawab
karakter bersama. Sehingga secara tidak langsung, hal ini bermakna bahwa penguatan
pendidikan karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan di
keluarga dan di masyarakat
Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di SD
Penguatan
pendidikan karakter penting untuk diterapkan dalam diri siswa sedini mungkin
dan secara berkelanjutan. Sekolah adalah tempat yang strategis untuk menanamkan
penguatan pendidikan karakter karena anak-anak dari semua lapisan akan
mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu, anak-anak menghabiskan sebagian
besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan
mempengaruhi pembentukan karakternya. Oleh karena itu, penguatan pendidikan
karakter harus diterapkan pada semua jenjang pendidikan formal, namun porsi
yang lebih besar harus diberikan kepada jenjang SD. Hal itu karena siswa SD
masih belum terkontaminasi oleh sifat-sifat yang kurang baik sehingga sangat
memungkinkan untuk ditanamkan budi pekerti atau penguatan karakter luhur yang
pada akhirnya melekat di jiwa anak-anak hingga nanti mereka dewasa.
Adapun penjabaran nilai penguatan
pendidikan karakter yang harus dilaksanakan di SD adalah sebagai berikut :
Religius
Religius merupakan penguatan karakter yang ditunjukkan oleh
siswa dengan menjalankan ibadah agamanya masing-masing, toleran terhadap guru, teman,
atau orang lain yang juga melaksanakan ibadahnya, dan selalu menjaga kerukunan
antar umat beragama. Sebagaimana yang dikatakan oleh kepala sekolah SD Islam Al Azhar 8 Kembangan
Drs. H. Rusnadi, M. Pd. bahwa dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni
hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah. Oleh karena itu dimana
dalam rangka penguatan pendidikan karakter keagamaan, maka diadakanlah kegiatan
pesantren alam yang diadakan pada hari Kamis tanggal 8 September 2017, yang
diadakan di Diklat Cigombong Jawa Barat.
Nasionalisme
Nasionalisme sebagai wujud cinta tanah air di
lingkungan sekolah dapat berupa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam percakapan dengan orang lain di sekolah. Kebanyakan dari kita dewasa ini
lebih suka menggunakan bahasa yang disebut bahasa gaul. Misalnya seperti gue
elo dibanding aku kamu. Padahal pada tanggal 28 Oktober 1928 telah
diikrarkan sumpah pemuda yang salah satunya dari tiga isinya ialah menjunjung
tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Selain bahasa gaul, bahasa yang
dianggap lebih keren oleh anak muda ialah bahasa Inggris. Kita tahu bahwa
bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan kita boleh mempelajarinya,
bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja bangsa kita adalah bangsa
Indonesia, sudah semestinya bahasa kita sehari-hari di sekolah atau di rumah
adalah bahasa Indonesia.
Mandiri
Melatih kemandirian pada siswa harus dilakukan
sejak dini, mengapa demikian? karena bekal kemandirian yang telah mereka
dapatkan di sekolah akan membentuk mereka menjadi pribadi yang mandiri, cerdas,
kuat, berkarakter dan percaya diri ketika mereka menginjak dewasa nanti,
sehingga mereka telah siap menghadapi masa depannya dengan baik. Sayangnya
dewasa ini banyak orang tua yang tidak biasa membiarkan anak-anak mereka
mengerjakan segala sesuatunya sendiri, bahkan banyak orang tua yang
merasa tidak tega jika melihat anaknya menyiapkan keperluan pribadinya sendiri.
Dalam rangka penguatan pendidikan karakter SD Islam Al Azhar 8 Kembangan sudah
mengadakan kegiatan Perjusa, dimana siswa-siswa harus menginap di luar sekolah
dan harus mengikuti kegiatan kepramukaan sekaligus mengenal alam di luar
sehingga nantinya siswa-siswa akan memiliki rasa kemandirian dan kepedulian
yang tinggi.
Gotong Royong
Gotong royong merupakan sikap yang mencerminkan
tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama. Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, mampu
berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki
empati dan rasa solidaritas, anti kekerasan, serta sikap kerelawanan. Gotong
royong juga tidak bisa terlepas dari rasa kepedulian yaitu suatu sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
Integritas
ntegritas merupakan nilai yang
mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter
integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai siswa, aktif terlibat dalam
kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan
kebenaran. Seseorang yang berintegritas juga menghargai martabat individu,
serta mampu menunjukkan keteladanan. Siswa juga perlu memahami bahwa sekolah
tidak hanya mengejar nilai bagus, predikat cumlaude, tetapi yang lebih penting
adalah belajar menanamkan integritas. Bagaimana bersosialisasi, bagaimana
menahan diri dari pengaruh lingkungan, bagaiamana memiliki tekad kuat untuk
belajar dengan tekun, bagaimana menghormati guru dengan memperhatikan materi
pelajaran, dan juga bagaimana mengubah paradigma guru bahwa siswa hebat adalah siswa
yang hanya memiliki nilai tinggi
Sinergi Penguatan Pendidikan Karakter di SD
Dalam penanaman penguatan pendidikan karakter di
sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama, guru bisa
menjadi sumber inpirasi dan motivasi. Sikap dan prilaku seorang guru sangat
membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan, penguatan karakter dan kepribadian
guru menjadi cermin bagi siswa. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab
besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Ada
beberapa sinergi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk
memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan penguatan pendidikan
karakter siswa di sekolah, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Integrasikan nilai penguatan pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran yang kita ampu. Kita dituntut untuk peduli, mau dan mampu mengaitkan konsep dan nilai penguatan pendidikan karakter pada materi-materi pembelajaran. Contoh ketika pelajaran matematika, buatlah akronim tentang rumus-rumus dengan menyanyikannya lagu-lagu nasional untuk memupuk rasa nasionalisme
- Optimalkan kegiatan pembiasaan sehari-hari sehingga penguatan pendidikan karakter akan tertanan dengan baik. Contoh biasakan setelah jam istirahat habis murid-murid dikondisikan untuk berbaris dan melakukan operasi pungut sampah sebagai wujud dari penanaman nilai gotong royong
- Ciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas sekolah yang ada. Contoh penggunaan warung jujur, dimana murid yang akan membeli sesuatu cukup meletakkan uangnya dan mengambil kembaliannya tanpa harus ada kasir yang menunggu, hal ini dilakukan agar murid terbiasa dengan nilai kejujuran
- Maksimalkan kerjasama dengan komite sekolah (Jamiyyah), orangtua murid juga mempunyai peran tersendiri dalam menanamkan penguatan pendidikan karakter. Contoh kita undang komite sekolah untuk bersama-sama menyatukan visi dan misi menguatkan karakter murid yang sudah didapatkan di sekolah
- Promosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis penguatan pendidikan karakter, tentua saja dengan menggunakan pendekatan tajam, persuatif, proaktif dan efektif untuk membangun penguatan pendidikan karakter
Optimalisasi Penguatan Pendidikan Karakter di SD
Begitu memasuki gerbang
sekolah, para siswa hebat ini disambut oleh beberapa orang guru, dan langsung
mencium tangan guru-guru tersebut. Kebiasaan para guru untuk menyambut siswa di
gerbang sekolah telah menjadi habit di sekolah tersebut. Hal ini diamini oleh
Drs. H. Rusnadi, M. Pd. Kepala SDI Al Azhar 8 Kembangan Jakarta Barat. Menurut
Rusnadi, buru-gurunya memang datang lebih awal dari siswa dan ada yang menyambut
siswa di kedua gerbang yang dimiliki sekolah ini, di samping itu guru yang lain
mengikuti kegiatan tadarus live. SDI Al Azhar 8 Kembangan merupakan salah satu
sekolah yang telah menerapkan pendidikan karakter. SD yang terletak di Jl H.
Saaba’ ini setiap pagi mengadakan ikrar bagi seluruh siswa beserta guru, untuk
dilapangan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at, sementara hari lainnya di kelas
masing-masing. Setelah apel yang ditutup doa bersama selesai, para siswa masuk
ke kelas lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Al Azhar dipimpin oleh
guru di masing-masing kelas. Sebelum memulai aktivitas belajar mengajar, para siswa
dipersilahkan memberikan uang amal sebegai bentuk kepedulian sesama manusia.
SDI Al Azhar 8 Kembangan juga sangat mengutamakan nilai religi dalam penerapan
PPK di sekolah. Bagi siswa, dibiasakan untuk melaksanakan shalat Dhuha di
masjid sekolah, dan setiap hari membaca ayat Al Quran. Rusnadi berpandangan,
bila nilai religi sudah tertanam pada siswa, maka nilai-nilai yang lainnya akan
mengikuti. Kepala sekolah yang bertugas di SDI Al Azhar 8 Kembangan sejak 2014
ini mengatakan bahwa pihaknya terus membina komunikasi dengan orang tua siswa
(Jamiyyah) agar terjadi sinergi yang baik di antara kedua belah pihak. Untuk
itu sekolah memberikan 1 buku penghubung orangtua dengan sekolah, dan 1 buku
monitoring shalat dan tadarus yang nantinya orangtua akan ikut memantau kegiatan
siswa selama di rumah, sehingga orangtua mengetahui anak sudah mengerjakan
tugas apa belum serta pelaksanaan shalat dan tadarus. Komunikasi yang baik
dengan orangtua sangat menentukan keberhasilan program yang digagas oleh pihak sekolah,
termasuk penerapan PPK. SDI Al Azhar 8 Kembangan memiliki program 'Field
trip', di mana siswa belajar melalui kegiatan positif di luar kelas dan
luar sekolah. Selain akademik, SDI Al Azhar 8 Kembangan juga memperhatikan
kelebihan siswanya di bidang nonakademik. Salah satunya adalah lukisan yang
dipajang di dinding sekolah, merupakan karya siswa di sekolah tersebut yang
memang berbakat dalam hal melukis. Hal itu selaras dengan arahan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu, yang
menyebutkan bahwa salah satu peran guru adalah sebagai fasilisator. Sesuatu
yang semula laten menjadi potensial laten dari seorang siswa, dapat diangkat
guru menjadi potensial aktual pada diri siswa.