Rabu, 19 Mei 2021

Merawat Potret " Bodo Kupat" dalam tradisi Jepara

Merawat Potret " Bodo Kupat" dalam tradisi Jepara


Hari Kamis besok tepat tanggal 8 Syawwal 1442 H. Dalam tradisi masyarakat muslim Jawa dikenal sebagai Bodo Kupat (lebaran ketupat, jika diarabkan 'Idul Kupat). Kenapa demikian? Apakah lebaran ini hanya sekedar tradisi atau ekspresi dari tuntunan sunnah Rasulullah?
Tanggal 8 Syawwal memang unik dan bermakna. Dimana masyarakat muslim Jawa kembali melaksanakan perayaan lebaran. Diartikan lebaran karena selama bulan Syawwal ada tuntunan untuk melaksanakan puasa sunnah selama enam hari.
Hadits riwayat Abu Hurairah Ra sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Durratun Nashihin dan Zubdatul Wa'idzin, Nabi bersabda: "Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadan, kemudian diteruskan dengan berpuasa enam hari dari bulan Syawwal, maka seolah-olah dia berpuasa satu tahun penuh". Dari redaksi hadis ini juga disebutkan bahwa pahala enam hari bulan Syawwal sama dengan pahala enam Nabi.
Logika yang mudah digunakan dalam memaknai sunnah puasa Syawwal adalah dimulai dari tanggal 2 Syawwal dihitung enam hari, berarti berakhir tanggal 7 Syawwal. Maka tanggal 8 Syawwal tepat satu minggu setelah 'idul fitri dirayakan Bodo Kupat.
Jadi Bodo Kupat adalah ekspresi kegembiraan dan perayaan lebaran setelah selesai berpuasa Syawwal selama enam hari. Maka dalam merayakan kebahagiaan itu dibuatlah kreasi budaya dengan nama kupat dan lepet.
Banyak sekali sejarah lisan (kisah tutur, oral history) yang menjelaskan mengenai makna dan filosofi kupat dan lepet ini. Sejauh penulis paham dari mbah di Kota Jepara (tempat penulis lahir), bahwa kupat dimaknai aku lepat (saya bersalah) dan lepet diartikan luput (salah).
Simbolisasi ini yang menjadikan arti bahwa para pecinta sunnah dan pengamal laku kasepuhan itu tidak sombong. Walaupu  sudah berhasil puasa Ramadan, zakat fitrah, bertakbir 'idul fitri dan berpuasa Syawwal, masih mengaku dirinya salah. Ini berarti makna hakikat penghambaan dan pengakuan kalimat takbir, Allah Maha Besar. Artinya bahwa manusia adalah Maha Kecil yang selalu bersalah dan selalu meminta maaf.
Apa yang dilakukan ketika Bodo Kupat? Banyak cara untuk merayakan Bodo Kupat yang disebut orang Jepara sebagai "Kupatan". Yang pasti, orang yang ngugemi nasehat mbah mbahnya masing2 selalu dipesan untuk bisa membuat kupat sendiri khusus kaum laki-laki.
Bahkan ada intimidasi-spiritual, kalau laki-laki tidak bisa membuat kupat maka akan dimakan buto ijo. Ini melambangkan bahwa tradisi kupatan jangan sampai punah dan generasi yang membuat kupat jangan sampai kepathen obor (punah). Sebab membuat kupat adalah seni yang sangat rumit, butuh kesabaran dan ketelatenan.
Orang hidup juga butuh kesabaran dan ketelatenan. Maka Bodo Kupat juga bernilai seni Jawa masa lalu yan sangat indah. Kupat beda dengan lontong yang cukup cepat membuatnya hanya dengan menguntai daun pisang.
Dan yang tidak banyak diketahui adalah waktu memasak kupat dan lepet yang sangat panjang sekira tiga hingga enam jam juga perlu disebut sebagai nilai kesabaran dan kemahalan. Sabar karena butuh banyak waktu menanti hingga matang. Dan mahal karena butuh banyak bahan bakar yang digunakan untuk menyajikan kupat dan lepet yang nikmat.
Dimana nilai sunnahnya? Nilai sunnah Bodo Kupat adalah pada inti rasa syukur setelah diberi kenikmatan menyelesaikan puasa Ramadan, merayakan 'idul fitri dan melanjutkan puasa Syawwal. Termasuk sunnah dalam bershadaqah dan melantunkan kalimat thayyibah di bulan Syawwal.
Ketika Bodo Kupat, masyarakat bersemangat membuat kupat, lepet, lontong yang komplit dengan opor, gori dan sayur lodeh. Masyarakat berangkat dengan tenong (tempat makanan yang terbuat dari bambu) kumpul di Masjid atau Musholla melakukan do'a bersama dengan tahlil seraya mengungkapkan rasa syukur. Masakan kupat dan lepet juga dibagikan tetangga dan saudara.
Jadi jelas, bahwa Bodo Kupat adalah tradisi bernilai positif yang melambangkan rasa syukur atas keberhasilan puasa enam hari di bulan Syawwal. Jika dirinya tidak berpuasa, paling tidak ikut menyambut kemenangan saudara muslim yang mampu berpuasa enam hari Syawwal.
Tidak dapat terbantahkan bahwa Bodo Kupat adalah tradisi masyarakat yang sudah turun temurun dari para Walisongo penyebar Islam di Nusantara.

Jumat, 17 April 2020

Menguak Sisi Positif Sang Mikroba, Covid-19. Oleh: Rudi Hartono, M. Pd. I.

MENGUAK SISI POSITIF SANG MIKROBA, COVID-19
Oleh: Rudi Hartono, M. Pd. I.
Tidak ada didunia ini yang terjadi kebetulan. Semua ada tujuan dan hikmah.

Kira-kira apa hikmah dibalik pandemik Corona virus ini?

1. Corona menutup bar, klub malam, rumah bordil, kasino dan tempat-tempat orang biasa bermaksiat.

2. Corona menurunkan suku bunga bank yang mencekik leher.

3. Membawa keluarga bersama kembali dalam rumah dan melakukan aktivitas rumah bersama.

4. Menghentikan orang memakan hewan mati dan terlarang

5. Memindahkan alokasi anggaran militer menjadi anggaran perawatan kesehatan

6. Negara-negara Arab telah melarang shisha.

8. Corona melemahkan para  diktator dunia yang selama ini sombong luar biasa.

9. Corona membungkam kesombongan negara yang mengangap dirinya paling hebat dan tak terkalahkan.

9. Manusia banyak berdoa dan berharap padaNya dan tidak semata-mata mengandalkan sains dan teknologi.

10. Memaksa negara memperhatikan rakyatnya.

11. Memperlihatkan betapa bergunanya wudhu paling tidak lima kali dalam sehari.

12. Mengajarkan manusia bagaimana bersin, menguap dan batuk seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW kita lebih dari 1400 tahun yang lalu.

13. Coronavirus sekarang membuat kita tinggal di rumah dan hidup sederhana.

14. Corona mengajarkan bagaimana satu saja tentara Allah, yaitu virus kecil yang berukuran 150 nano bisa mengalahkan 7 milyar manusia yang hidup dibumi yang luasnya ratusan juta hektar.

15. Memberi kesempatan kita untuk melihat bahwa mati itu nyata dan dekat dengan kita.

16. Mengajar kita tidak gampang bersentuhan dengan yang bukan muhrim.

17. Mengajar kita tidak jajan dan makan sembarangan diluar.

18. Membangunkan kita pada kenyataan dan memberi kita kesempatan untuk meminta pengampunan dan bantuan-Nya.

19. Semua yang kita miliki adalah milik Allah dan Allah bisa ambil kapan saja.

20. Dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung di dalamnya...

Percayalah, Allah menurunkan sesuatu dengan hikmah. Ada pelajaran besar dalam hal ini bagi mereka yang bijaksana dan arif untuk melihat. ...
Semoga bermanfaat
😷😷😷

Menguak Sisi Positif Sang Mikroba, Covid-19. Oleh: Rudi Hartono, M. Pd. I.

MENGUAK SISI POSITIF SANG MIKROBA, COVID-19
Oleh: Rudi Hartono, M. Pd. I.

Tidak ada didunia ini yang terjadi kebetulan. Semua ada tujuan dan hikmah.

Kira-kira apa hikmah dibalik pandemik Corona virus ini?

1. Corona menutup bar, klub malam, rumah bordil, kasino dan tempat-tempat orang biasa bermaksiat.

2. Corona menurunkan suku bunga bank yang mencekik leher.

3. Membawa keluarga bersama kembali dalam rumah dan melakukan aktivitas rumah bersama.

4. Menghentikan orang memakan hewan mati dan terlarang

5. Memindahkan alokasi anggaran militer menjadi anggaran perawatan kesehatan

6. Negara-negara Arab telah melarang shisha.

8. Corona melemahkan para  diktator dunia yang selama ini sombong luar biasa.

9. Corona membungkam kesombongan negara yang mengangap dirinya paling hebat dan tak terkalahkan.

9. Manusia banyak berdoa dan berharap padaNya dan tidak semata-mata mengandalkan sains dan teknologi.

10. Memaksa negara memperhatikan rakyatnya.

11. Memperlihatkan betapa bergunanya wudhu paling tidak lima kali dalam sehari.

12. Mengajarkan manusia bagaimana bersin, menguap dan batuk seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW kita lebih dari 1400 tahun yang lalu.

13. Coronavirus sekarang membuat kita tinggal di rumah dan hidup sederhana.

14. Corona mengajarkan bagaimana satu saja tentara Allah, yaitu virus kecil yang berukuran 150 nano bisa mengalahkan 7 milyar manusia yang hidup dibumi yang luasnya ratusan juta hektar.

15. Memberi kesempatan kita untuk melihat bahwa mati itu nyata dan dekat dengan kita.

16. Mengajar kita tidak gampang bersentuhan dengan yang bukan muhrim.

17. Mengajar kita tidak jajan dan makan sembarangan diluar.

18. Membangunkan kita pada kenyataan dan memberi kita kesempatan untuk meminta pengampunan dan bantuan-Nya.

19. Semua yang kita miliki adalah milik Allah dan Allah bisa ambil kapan saja.

20. Dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung di dalamnya...

Percayalah, Allah menurunkan sesuatu dengan hikmah. Ada pelajaran besar dalam hal ini bagi mereka yang bijaksana dan arif untuk melihat. ...
Semoga bermanfaat
😷😷😷

Selasa, 24 September 2019

SENJA DI MATA MUJAHID MUDA


SENJA DI MATA MUJAHID MUDA
Oleh: Rudi Hartono

Di saat senja mulai bersembunyi di balik ufuk
fikiranmu penuh dengan ilham Sang Maha Penguasa
Janganlah pedulikan cerca dan hina
Di saat matahari ranum mulai tenggelam
Mengapa masih pedulikan derita dan sengsara

Bangunlah wahai para mujahid muda, buang selimut
Hiasi lentera hidup dengan semangat perdamaian
Semaikan benih, petiklah buah

Engkau bukanlah titisan yang meradang risau gelisah
Engkau ciptaan langit, petita alam, penyabda Tuhan
Engkau penaka ilham penebar persatuan dan kesatuan

Engkau bukan pula wayang boneka kehidupan
Sabdakanlah dirimu penuh inspirasi dan kontribusi
Gelorakan cinta dengan amalmu
Petiklah mahkota surga dengan ridha senjamu

Wahai mujahid muda
Kejarlah gelimang cahaya
Tembuslah langit dan bumi
Melintasi atmosfir cakrawala merenda sejarah potret dunia

Engkau bukanlah kubangan air
Jadilah bentangan sungai
Teruslah mengalir ke hilir
Betapa pun berkelok perjalanan, tetap tersenyumlah
Kelak engkau akan bercumbu dengan samudera senjamu

Mabukkan dirimu merindu cemburu dari penyanjungmu
Tancapkan kharismamu di setiap sudut persada nusantara
Belah lautan, guncangkan langit

Abaikan iming-iming mahligai yang adigang adigung dan adiguna
Hiruk pikuk para psikopat dunia
Mereka hanyalah gelas retak pembungkus rapuh
Itu pun kalau engkau api, kalau engkau badai, kalau engkau sunami

Para psikopat dunia dan para durjana haram bersanding
Siapkan dirimu untuk sigap bertanding
Hanguskan, merintih menggelepar
Gebah lari lintang pukan
Karena engkaulah mujahid muda generasi rabbani
Peneduh jiwa pelita hidup. Jakarta 1 April 2019

Biodata peserta:
 















































Merawat Potret " Bodo Kupat" dalam tradisi Jepara

Merawat Potret " Bodo Kupat" dalam tradisi Jepara Hari Kamis besok tepat tanggal 8 Syawwal 1442 H. Dalam tradisi masyarakat muslim...