Penguatan
Pendidikan Karakter
di Sekolah
Dasar
Oleh : Rudi
Hartono, M. Pd. I.
Guru PAI Kelas
1 dan 2
SD Islam Al
Azhar 8 Kembangan Jakarta Barat
D
|
ewasa ini banyak pihak yang menuntut peningkatan kualitas dalam pelaksanaan penguatan pendidikan karakter
di SD. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena
sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan anak dalam masyarakat, seperti perkelahian massal
dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Seperti
yang terjadi pada tahun lalu, yang membuat miris
dan memprihatinkan. Sejumlah siswa SD di Pakunden, Semarang terlibat tawuran dengan
menggunakan senjata tajam. Kejadian tersebut terjadi pada hari Kamis, tanggal
24 November 2016. Tawuran perkelahian dalam jumlah banyak tersebut terjadi di
Jalan MH Thamrin sekitar pukul 13.00 WIB. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut
telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat
meningkatkan peranannya dalam pembentukan penguatan
pendidikan karakter melalui. Penanaman penguatan pendidikan karakter adalah sebuah proses yang
perlu dan harus ditanamkan dalam pembelajaran di SD. Ini adalah investasi
jangka panjang untuk menyiapkan generasi muda Indonesia yang berkarakter. Tentu
saja usaha ini butuh kesungguhan, komitmen, kerjasama, dan sinergi dari
berbagai pihak terkait yang ada di lingkungan sekolah dasar. Penguatan pendidikan karakter merupakan segenap upaya yang dilakukan oleh
tenaga kependidikan yang ada, baik kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
TU, karyawan, tenaga kebersihan, orang tua siswa, dan semua stakeholder yang
ada di sekolah tersebut, sehingga memiliki karakter dan kepribadian yang
dikehendaki yaitu karakter-karakter yang sesuai dengan nilai agama, etika, dan
budaya.
Dalam penanaman penguatan pendidikan
karakter di SD, semua komponen pemangku pendidikan harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran,
pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, kegiatan
ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja
seluruh warga sekolah
Penguatan pendidikan karakter
merupakan formula yang sangat penting dalam mencetak kepribadian siswa. Selain
di rumah, penguatan pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan
lingkungan sosial. Pada hakekatnya, pendidikan memiliki tujuan untuk membantu
manusia menjadi cerdas dan tumbuh menjadi insan yang baik. Oleh karena itu
penting sekali penguatan pendidikan karakter ini di laksankan di SD karena
secara tidak langsung akan menguatkan dan
mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Tujuannya adalah memfasilitasi penguatan
dan pengembangan nila-nilai karakter sehingga terwujud dalam perilaku siswa,
baik pada saat masih sekolah maupun setelah lulus. Kemudian juga mengoreksi
perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh
sekolah. Hal ini memiliki makna bahwa tujuan penguatan pendidikan karakter
memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku negatif siswa menjadi
positif. Dan yang paling penting adalah membangun koneksi yang harmoni dengan
keluarga dan masyarakat (komite sekolah) dalam memerankan tanggung jawab
karakter bersama. Sehingga secara tidak langsung, hal ini bermakna bahwa penguatan
pendidikan karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan di
keluarga dan di masyarakat.
Penguatan pendidikan karakter penting untuk diterapkan dalam diri siswa
sedini mungkin dan secara berkelanjutan. Sekolah adalah tempat yang strategis
untuk menanamkan penguatan pendidikan karakter karena anak-anak dari semua
lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu, anak-anak
menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang
didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya. Oleh karena
itu, penguatan pendidikan karakter harus diterapkan pada semua jenjang
pendidikan formal, namun porsi yang lebih besar harus diberikan kepada jenjang
SD. Hal itu karena siswa SD masih belum terkontaminasi oleh sifat-sifat yang
kurang baik sehingga sangat memungkinkan untuk ditanamkan budi pekerti atau
penguatan karakter luhur yang pada akhirnya melekat di jiwa anak-anak hingga
nanti mereka dewasa.
Adapun penjabaran nilai penguatan pendidikan karakter
yang harus dilaksanakan di SD adalah sebagai berikut :
Religius merupakan penguatan karakter yang ditunjukkan oleh
siswa dengan menjalankan ibadah agamanya masing-masing, toleran terhadap guru, teman,
atau orang lain yang juga melaksanakan ibadahnya, dan selalu menjaga kerukunan
antar umat beragama. Implementasi nilai
karakter religius ini apabila diperuntukkan untuk siswa SD, maka contoh rielnya
dapat ditunjukkan dalam sikap taat beribadah sesuai dengan kepercayaanya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh kepala sekolah SD Islam Al Azhar 8 Kembangan
Drs. H. Rusnadi, M. Pd. bahwa dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni
hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah. Oleh karena itu dimana
dalam rangka penguatan pendidikan karakter keagamaan, maka diadakanlah kegiatan
pesantren alam yang diadakan pada hari Kamis tanggal 8 September 2017, yang
diadakan di Diklat Cigombong Jawa Barat.
N
|
asionalisme sebagai wujud
cinta tanah air di lingkungan sekolah dapat berupa penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam percakapan dengan orang lain di sekolah. Kebanyakan
dari kita dewasa ini lebih suka menggunakan bahasa yang disebut bahasa gaul.
Misalnya seperti gue elo dibanding aku kamu. Padahal pada tanggal 28
Oktober 1928 telah diikrarkan sumpah pemuda yang salah satunya dari tiga isinya
ialah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Selain bahasa gaul,
bahasa yang dianggap lebih keren oleh anak muda ialah bahasa Inggris. Kita tahu
bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan kita boleh mempelajarinya,
bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja bangsa kita adalah bangsa
Indonesia, sudah semestinya bahasa kita sehari-hari di sekolah atau di rumah
adalah bahasa Indonesia.
M
|
elatih
kemandirian pada siswa harus dilakukan sejak dini, mengapa demikian? karena
bekal kemandirian yang telah mereka dapatkan di sekolah akan membentuk mereka
menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, kuat, berkarakter dan percaya diri ketika
mereka menginjak dewasa nanti, sehingga mereka telah siap menghadapi masa depannya
dengan baik. Sayangnya dewasa ini banyak orang tua yang tidak biasa membiarkan
anak-anak mereka mengerjakan segala sesuatunya sendiri, bahkan banyak
orang tua yang merasa tidak tega jika melihat anaknya menyiapkan keperluan
pribadinya sendiri. Dalam rangka penguatan pendidikan karakter SD Islam Al
Azhar 8 Kembangan sudah mengadakan kegiatan Perjusa, dimana siswa-siswa harus
menginap di luar sekolah dan harus mengikuti kegiatan kepramukaan sekaligus
mengenal alam di luar sehingga nantinya siswa-siswa akan memiliki rasa
kemandirian dan kepedulian yang tinggi
G
|
otong royong
merupakan sikap yang mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan
bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama. Diharapkan siswa dapat
menunjukkan sikap menghargai sesama, mampu berkomitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti
kekerasan, serta sikap kerelawanan. Gotong royong juga tidak bisa terlepas dari
rasa kepedulian yaitu suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
I
|
ntegritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab
sebagai siswa, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi
tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Seseorang yang berintegritas
juga menghargai martabat individu, serta mampu menunjukkan keteladanan. Siswa
juga perlu memahami bahwa sekolah tidak hanya mengejar nilai bagus, predikat
cumlaude, tetapi yang lebih penting adalah belajar menanamkan integritas.
Bagaimana bersosialisasi, bagaimana menahan diri dari pengaruh lingkungan,
bagaiamana memiliki tekad kuat untuk belajar dengan tekun, bagaimana
menghormati guru dengan memperhatikan materi pelajaran, dan juga bagaimana mengubah
paradigma guru bahwa siswa hebat adalah siswa yang hanya memiliki nilai tinggi.
Dalam
penanaman penguatan pendidikan karakter di sekolah, guru memiliki posisi yang
strategis sebagai pelaku utama, guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi.
Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga
ucapan, penguatan karakter dan kepribadian guru menjadi cermin bagi siswa.
Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi
yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Ada beberapa sinergi yang dapat
memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara
optimal dalam hal pengembangan penguatan pendidikan karakter siswa di sekolah, diantaranya
adalah sebagai berikut :
Begitu memasuki
gerbang sekolah, para siswa hebat ini disambut oleh beberapa orang guru, dan
langsung mencium tangan guru-guru tersebut. Kebiasaan para guru untuk menyambut
siswa di gerbang sekolah telah menjadi habit di sekolah tersebut. Hal ini
diamini oleh Drs. H. Rusnadi, M. Pd. Kepala SDI Al Azhar 8 Kembangan Jakarta
Barat. Menurut Rusnadi, buru-gurunya memang datang lebih awal dari siswa dan
ada yang menyambut siswa di kedua gerbang yang dimiliki sekolah ini, di samping
itu guru yang lain mengikuti kegiatan tadarus live. SDI Al Azhar 8 Kembangan merupakan
salah satu sekolah yang telah menerapkan pendidikan karakter. SD yang terletak
di Jl H. Saaba’ ini setiap pagi mengadakan ikrar bagi seluruh siswa beserta
guru, untuk dilapangan setiap hari Senin, Rabu, dan Jum’at, sementara hari
lainnya di kelas masing-masing. Setelah apel yang ditutup doa bersama selesai,
para siswa masuk ke kelas lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Al
Azhar dipimpin oleh guru di masing-masing kelas. Sebelum memulai aktivitas
belajar mengajar, para siswa dipersilahkan memberikan uang amal sebegai bentuk
kepedulian sesama manusia. SDI Al Azhar 8 Kembangan juga sangat mengutamakan
nilai religi dalam penerapan PPK di sekolah. Bagi siswa, dibiasakan untuk
melaksanakan shalat Dhuha di masjid sekolah, dan setiap hari membaca ayat Al
Quran. Rusnadi berpandangan, bila nilai religi sudah tertanam pada siswa, maka nilai-nilai
yang lainnya akan mengikuti. Kepala sekolah yang bertugas di SDI Al Azhar 8
Kembangan sejak 2014 ini mengatakan bahwa pihaknya terus membina komunikasi
dengan orang tua siswa (Jamiyyah) agar terjadi sinergi yang baik di antara
kedua belah pihak. Untuk itu sekolah memberikan 1 buku penghubung orangtua
dengan sekolah, dan 1 buku monitoring shalat dan tadarus yang nantinya orangtua
akan ikut memantau kegiatan siswa selama di rumah, sehingga orangtua mengetahui
anak sudah mengerjakan tugas apa belum serta pelaksanaan shalat dan tadarus.
Komunikasi yang baik dengan orangtua sangat menentukan keberhasilan program
yang digagas oleh pihak sekolah, termasuk penerapan PPK. SDI Al Azhar 8
Kembangan memiliki program 'Field trip', di mana siswa belajar melalui kegiatan
positif di luar kelas dan luar sekolah. Selain akademik, SDI Al Azhar 8
Kembangan juga memperhatikan kelebihan siswanya di bidang nonakademik. Salah
satunya adalah lukisan yang dipajang di dinding sekolah, merupakan karya siswa
di sekolah tersebut yang memang berbakat dalam hal melukis. Hal itu selaras
dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy
beberapa waktu lalu, yang menyebutkan bahwa salah satu peran guru adalah
sebagai fasilisator. Sesuatu yang semula laten menjadi potensial laten dari
seorang siswa, dapat diangkat guru menjadi potensial aktual pada diri siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar